FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) PENYUSUNAN KAMUS BAHASA BALIK
Samarinda 27 Mei 2024, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Wilayah Kalimantan Timur (AMAN KALTIM), melaksanakan kegiatan Fokus Grup Diskusi Bersama Mayarakat suku Balik Sepaku dengan tujuan verifikasi atau memastikan hasil dari Dokumentasi Bahasa Suku Balik yang di lakukan Tim AMAN dalam beberapa bulan yang lalu. Diskusi yang ini di lakukan di Gerai Nusantara yang berlokasi di Rumah AMAN Kalimantan Timur yaitu di Kota Samarinda.
Suku Balik merupakan salah satu suku yang tinggal di pedalaman pulau Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara, yang kini sudah di tetapkan sebagai Ibu Kota Nusantara (IKN). Bahasa Balik merupakan bahasa ibu mereka yang masih digunakan secara aktif dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, hingga saat ini belum ada upaya Pemerintah setempat untuk mendokumentasikan dan melestarikan bahasa ini.
Salah satu upaya paling mendesak yang perlu dilakukan untuk melestarikan bahasa Balik adalah pembuatan kamus komprehensif. Kamus ini akan menjadi alat penting untuk menjaga kelestarian dan meningkatkan pemahaman terhadap bahasa Balik serta Adat dan Budaya nya pula.
Kamus bahasa Balik yang komprehensif setidaknya harus mencakup, daftar kata-kata dasar dalam bahasa Balik, beserta padanannya dalam bahasa Indonesia,Penjelasan makna dan penggunaan setiap kata dalam konteks kalimat, Informasi mengenai struktur gramatika bahasa Balik, termasuk aturan pembentukan kata, frase, dan kalimat, Contoh-contoh penggunaan kata dalam percakapan sehari-hari maupun dalam teks sastra dan budaya Balik, keterangan mengenai variasi dialek yang ada dalam bahasa Balik, Informasi etimologis tentang asal-usul kata-kata dalam bahasa Balik. Setelah melakukan hal itu AMAN Kalimantan Timur melakukan Verifikasi Bahasa Balik kepada Masyarkat adat Suku Balik untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam Kamus Bahasa Suku Balik.
Penyusunan kamus ini juga melibatkan para penutur asli bahasa Balik, seperti Lembaga Adat Komunitas Suku Balik, Tokoh Adat atau tetua, Pemuda adat, Perempuan adat, Serta Akademisi dan Budayawan Kaltim. Akademisi Univeristas Mulawarman Sri Murlianti mengatakan “bahwa diri nya menginginkan bahwa kamus yang di rancang oleh Aman Kaltim harus sesuai dengan ciri khas suku Balik dan bukan hanya sekedar kamus yang formalitas saja”. Sementara Akademisi Univeritas Kristen Duta Wacana yang kerap di sapa Bung Hardo Manik mengatakan “bahwa penting nya bagi peneliti untuk memahami Etika dan cara mewawancara Narasumber dari Masyarkat adat, karena ini adalah proses yang akan memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit, namun hasilnya (Kamus) akan sangat berharga bagi upaya pelestarian warisan budaya suku Balik”.
Perlu di sadari penyebab Hampir punahnya bahasa balik tidak sebabkan oleh persoalan yang tunggal namun struktural seperti kemajuan zaman yang menyebabkan perubahan tatanan sosial, budaya, ekonomi, politik dan agama, pemberian stigma negatif oleh orang luar terhadap suku balik seperti miskin, lepasnya hubungan keterikatan Suku Balik dengan alam, pernikahan yang dilakukan dengan orang luar atau bukan sesama komunitas, terputusnya pengetahuan akan identitas suku karena orang tua tidak mengisahkan tentang sejarah kesukuan, hadirnya transmigran menyebabkan suku balik tidak lagi menggunakan bahasa asli, serta kegiatan yang berkaitan dengan adat tidak lagi dijalankan sebab alam yang memiliki keterhubungan erat dengan adat sudah hampir habis di sebabkan deforestasi dan ekploitasi sumber daya besar besaran dan perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh hadirnya agama samawi. Data sementara temuan tim Aman Kaltim penutur bahasa balik hingga kini hanya berjumlah 100 sampai 150 orang saja.
Ketua PW. AMAN Kaltim mengatakan Adapun upaya pelestarian bahasa Balik yang terancam punah di diskusikan dalam forum tersebut adalah penting nya kamus atau dokumentasi bahasa Balik yang komprehensif merupakan fondasi penting bagi upaya pelestarian bahasa ini dalam jangka panjang. Beberapa upaya lain yang perlu dilakukan antara lain, pengajaran bahasa Balik di sekolah-sekolah di daerah asal suku Balik, baik sebagai mata pelajaran wajib maupun muatan lokal, Pengembangan bahan ajar dan kurikulum pengajaran bahasa Balik yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks budaya masyarakat. Dengan upaya-upaya komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan bahasa Balik dapat terus digunakan, dipelajari, dan diwariskan oleh generasi mendatang.
Penulis: Lung Ngo