PW AMAN KALTIM

Berdaulat Secara Politik, Mandiri Secara Ekonomi, Bermartabat Secara Budaya

Komunitas Adat

Komunitas Adat Dayak Benuaq Ohokng Sangokng

2014-03-23-07-30-54
Lou’ Mancukng (Lamin Mancong) yang di masa lalu disebut Lamin Bawah

kaltim.aman.or.id. Komunitas Adat Dayak Benuaq Ohokng Sangokng merupakan komunitas Adat yang berada di Kecamatan Jempang, Kutai Barat, Kaltim. Komunitas ini terbagi menjadi dua Kampung yaitu Kampung Muara Tae dan Kampung Mancong (Mancukng)

Sungai Ohokng yang melintasi dan merupakan nadi kehidupan Masyarakat Adat di daerah ini akhirnya menjadi nama yang melekat pada Komunitas Dayak Benuaq ini. Sebutan Sangokng merupakan nama lamin yang juga digunakan komunitas ini, sehingga dikenal Komunitas Adat Dayak Benuaq Ohokng Sangokng.

img_2805
Tari Belian Sentiu Masyarakat Dayak Benuaq Ohokng Sangokng di Muara Tae saat menyambut Sekjen AMAN, Abdon Nababan (19/09/2013)

dimasa lalu, Komunitas Adat Ohokng Sangokng pernah mendapat hukuman dari Kerajaan dengan melakukan Suwaka atau bekerja pada kerjaan tanpa dibayar. ini terjadi karena komunitas ini mencoba melakukan Ritual Adat Arakng Dodo agar bisa menghilang ke alam gaib. tapi sebelum ritual berhasil dilakukan, mereka lebih dahulu ditangkap dan semua warga dalam satu kampung dipindah ke Daerah Sungai Tenggarong untuk membangun istana kayu untuk Raja Kutai.

Ritual Adat Arakng Dodo sendiri dilakukan Komunitas Adat Ohokng Sangokng karena merasa sudah tidak tahan terhadap tindakan pihak kerajaan yang dianggap semena – mena oleh Masyarakat Adat ini. Tapi Bagi Pihak Kerajaan tindakan ini merupakan pembangkangan.

dscn8819
Kampung Muara Tae terlihat sepi karena banyak warga yang pindah pinggir jalan poros Provinsi tak jauh dari tempat ini

selama kurang lebih empat puluh tahun komunitas ini menjalani masa suwaka. sebelum akhirnya bisa kembali ke tempat asalnya. komunitas melakulan beberapa kali perpindahan. Selain bermukim di sekitar Sungai Tenggarong Komunitas Ini pernah mendirikan kampung di wilayah Desa Sanggulan, Dusun Jambe, Desa Teratak, dan Desa Rantau Hampang hingga akhirnya benar – benar kembali di Wilayah Adat Mereka di Sungai Ohokng.

Saat kembali ke Kampung Mereka Komunitas Adat Ohokng Sangokng terkejut karena Lamin (Lou’) mereka beserta isinya telah dikuasai komunitas lain. Komunitas Adat Benuaq Kelawit yang berasal dari Sungai Kelawit menguasai lamin Komunitas Adat Dayak Benuaq Ohokng Sangokng saat komunitas ini menjalani Suwaka di Kerajaan Kutai.

dengan beberapa perundingan akhirnya Komunitas Adat Benuaq Kelawit Bersedia Meninggalkan Lamin dan wilayah Adat Ohokng Sangokng dan kembali ke Wilayah Adat Mereka di Sungai Kelawit. sekarang ini Komunitas Adat Dayak Benuaq Kelawit mendiami tiga kampung di Kecamatan Siluq Ngurai, Kabupaten Kutai Barat , Kaltim yaitu Kampung Kenyanyan, Muara Ponaq dan Rikong.

Setelah kembali mendiami wilayah adatnya, Komunitas Adat Muara tae tidak lantas menetap di satu kampung, mereka terus berpindah di dalam Wilayah Adatnya sesuai alur perladangan hingga menetap di wilayah yang disebut Kampung Mancong (Mancukng) sekarang ini.

Di Kampung Mancong (Mancukng), Komunitas Adat Ohokng Sangokng mendirikan dua Lamin yang dikenal dengan sebutan Lamin Atas dan Lamin Bawah. Orang Lamin Bawah Akhirnya dikenal Dengan Komunitas Adat Mancong dan Lamin Atas pada akhirnya meninggalkan lamin mereka dan mendirikan Lamin Disekitar Sungai Nayan Dan Muara Sungai Tae  kembali ke tempat lamin pertama mereka Lamin Sangokng, kemudian Komunitas Adat ini dikenal dengan nama Masyarakat Adat Muara Tae.

 

3 komentar pada “Komunitas Adat Dayak Benuaq Ohokng Sangokng

  • davidakashi

    Sebuah cerita sejarah yang sangat menarik saya baru mengetahui tentang sejarah komunikasi ini, saya telah beberapa kali mengunjungi lamin Moncong tersebut & tidak pernah bosan dengan keindahan & keasria ornamaennya, bertemu dengan nenek Yohana Pang pengurus lamin yang masih keturunan pendiri lamin Mancong Temanggung Ban

    Balas
    • Hairudin Alexander

      senang bisa berbagi cerita Sejarah Komunitas Leluhur Saya kepada Anda. Sejarah ini sendiri dibuat sesingkat mungkin, agar pembaca bisa dengan mudah memahami gambaran awal tentang komunitas adat di Sungai Ohokng Khususnya Ohokng Sangokng.

      Balas
  • Sebuah cerita sejarah yang sangat menarik saya baru mengetahui tentang sejarah komunikasi ini, saya telah beberapa kali mengunjungi lamin Moncong tersebut & tidak pernah bosan dengan keindahan & keasria ornamaennya, bertemu dengan nenek Yohana Pang pengurus lamin yang Pembentukan lembaga adat tingkat kabupaten bermula saat kepemimpinan bapak Ir.masih keturunan pendiri lamin Mancong Temanggung Ban

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *