Penulis: Alifa Nabila Afif
AMAN Kaltim – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman pada tahun ini kembali menggelar Technical Meeting Koordinator & Pendamping KPMF 2024. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (22/07) bertempat di Ruang Kelas 21 Gedung D3 Fisip Unmul.
Berbeda pada tahun sebelumnya, kegiatan ini mengundang pihak AMAN Kaltim menjadi narasumber guna pembekalan kepada koordinator dan pendamping KPMF 2024 untuk menambah pengetahuan terkait gerakan masyarakat adat di Kalimantan Timur.
Dalam penyampaian materinya, Saiduani Nyuk selaku ketua PW AMAN Kaltim, mengusung pembahasan mengenai Perspektif Sosial Budaya dan Gerakan Masyarakat Adat di Kalimantan Timur.
Materi yang dibawakan bertujuan agar para Mahasiwa tidak lepas dari konteks realitas sosial yang sedang terjadi di sekitarnya. Mengawal isu-isu tentang masyarakat adat semestinya turut menjadi agenda rutin para Mahasiswa, ini merupakan wujud dari Implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Hal yang bisa dilakukan adalah turut serta membersamai perjuangan masyarakat adat dalam upaya melindungi tanah adat mereka dari eksploitasi dan perusakan lingkungan oleh industri dan proyek pembangunan. Karena bagi masyarakat adat, tanah adalah sumber kehidupan, identitas kultur dan historis yang harus dijaga dengan baik.
Selain itu, memastikan kebijakan-kebijakan yang berpihak terhadap kehidupan masyarakat adat yang telah diamanatkan oleh konstitusi. Salah satunya adalah RUU Masyarakat Adat yang hingga hari ini tidak kunjung disahkan oleh pemerintah, bahkan pemerintah secara sadar dan terang-terangan telah melanggar kewajiban konstitusionalnya. Sehingga perampasan terhadap wilayah adat dan kriminalisasi terhadap masyarakat adat terus meningkat setiap tahunnya.
Perjuangan masyarakat adat di Kalimantan Timur semakin berat dengan kehadiran berbagai industri ekstarktif dan Proyek Strategis Nasional. Tentu dalam menghadapi tantangan ini, gerakan masyarakat adat terus menggalang dukungan dari masyarakat luas termasuk kalangan akademis.
Kampanye, advokasi, pendidikan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak semakin dikuatkan. Gerakan ini bukan hanya tentang masyarakat adat Kalimantan Timur, tetapi juga saling berkaitan dengan menjaga keberagaman budaya dan keberlanjutan lingkungan di seluruh wilayah Kalimantan Timur.
“Mahasiswa harus Kritis dalam sebagai sosial kontrol pemerintah serta memastikan keberpihakan status yang independen untuk menjadi calon pemimpin masa depan” beber Saiduani Nyuk kepada para mahasiswa.
Ia menambahkan “ intelektual bukan lah yang nyaman berada di menara gading, tetapi ia yang siap sedia untuk mewartakan kebenaran tanpa membuat sekat pemisah yang semakin memberi jurang lebar antara masyarakat dan perguruan tinggi” tutup
Editor: Andreas Ongko Wijaya
Infokom AMAN Kaltim